Mitra news Sukabumi - Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki-Bobby Maulana melakukan blusukan ke sejumlah pasar tradisional untuk menyerap aspirasi pedagang dan masyarakat.
Kegiatan bertajuk 'Sapa Warga' itu dilakukan sekaligus untuk mengenalkan visi dan program unggulan mereka jika terpilih sebagai kepala daerah.
Dalam kunjungannya ke Pasar Ciwangi dan Pasar Pelita, Ayep mendapati bahwa kondisi daya beli masyarakat di kedua pasar tersebut masih sangat rendah, sehingga pendapatan para pedagang juga minim.
Para pedagang berharap wali kota terpilih nantinya dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat.
"Daya beli masyarakat sangat rendah, dan ini berdampak pada pendapatan pasar yang juga minim. Para pedagang meminta agar wali kota yang terpilih nanti bisa meningkatkan daya beli sehingga pendapatan mereka bisa meningkat," kata Ayep Zaki kepada mitranews. Jumat (20/9/2024).
Lebih lanjut, Ayep juga menyoroti masalah yang melanda Pasar Pelita, yang dulunya merupakan salah satu pasar paling ramai di Sukabumi. Namun kini, banyak pedagang yang mengalami kesulitan ekonomi akibat berkurangnya aktivitas perdagangan di pasar tersebut.
"Saya sudah bertemu dengan komunitas pedagang yang dulu aktif di Pasar Pelita. Kini, banyak dari mereka hidup dalam kesulitan. Ini adalah tanda bahwa ada sesuatu yang perlu segera dibenahi," ujarnya.
Ayep menegaskan bahwa dirinya tidak ingin terjebak pada permasalahan masa lalu, tetapi fokus pada solusi untuk masa depan.
Ia berkomitmen bersama pasangannya, Bobby Maulana, untuk menyelesaikan masalah Pasar Pelita dan mengembalikan kejayaannya sebagai ikon Sukabumi.
"Pasar yang baik menjadi cerminan kota yang hebat. Lihat saja di berbagai negara, jika pasarnya dikelola dengan baik, maka kotanya juga akan berkembang dengan baik. Sukabumi harus seperti itu," jelasnya.
Solusi Dana Abadi dan Peningkatan Kesejahteraan sebagai solusi jangka pendek, Ayep Zaki memperkenalkan program unggulannya, yaitu Dana Abadi. Program ini akan mengucurkan dana sebesar Rp10 juta per RT setiap tahunnya, yang bersumber dari model wakaf. Dana tersebut diharapkan dapat menopang ekonomi akar rumput di tingkat RT, dan akan bertambah menjadi Rp50 juta selama 5 tahun.
"Dana abadi ini tidak boleh hilang atau berkurang. Tujuannya untuk menggerakkan ekonomi di tingkat akar rumput. Selain itu, kami juga berencana menaikkan gaji RT 100 persen menjadi Rp500 ribu per bulan dan RW Rp700 ribu per bulan, serta memberikan insentif kepada guru ngaji, kader PKK, posyandu, marbot, dan lain sebagainya," tambahnya.
Ayep menyadari bahwa banyak pihak pesimis mengenai sumber dana untuk merealisasikan program tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa dengan perencanaan dan pengelolaan anggaran yang baik, program ini sangat mungkin untuk diwujudkan pada tahun 2026.
"Orang mungkin pesimis karena jumlahnya besar, bisa mencapai Rp130 miliar. Tapi saya sudah terbiasa bekerja seperti ini. Dengan pengelolaan keuangan yang tepat, semuanya bisa terwujud," tegasnya.
Dengan program Dana Abadi dan komitmen untuk memperbaiki pasar, Ayep berharap dapat membawa perubahan signifikan bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Sukabumi, terutama di sektor perdagangan pasar tradisional.
Ayep yang juga merupakan putra asli Sukabumi menekankan pentingnya tiga pilar kolaboratif untuk memajukan sebuah kota. Tiga pilar kolaboratif tersebut meliputi pilar partai politik dan organisasi masyarakat, pilar birokrasi eksekutif dan legislatif, serta pilar aparat penegak hukum.
"Ketiga pilar ini akan bersama-sama melaksanakan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah di Kota Sukabumi. InsyaAllah apapun harapan masyarakat, tatkala tiga pilar ini bersama-sama menjalankan UU dan Peraturan Pemerintah, maka di Sukabumi akan lahir Sukabumi Baru," ucapnya.
"Perubahan tidak bisa dicapai sendirian, melainkan memerlukan sinergi yang kuat antara pemerintah, lembaga legislatif, aparat hukum dan seluruh elemen masyarakat," tutupnya.